 Jika Muhammad bin Munkadir menangis, dia mengusap wajah dan janggutnya  dengan airmatanya, lalu berkata, 'Aku mendengar bahwa api neraka tidak  akan membakar tempat yang terbasuh oleh airmata.'
Jika Muhammad bin Munkadir menangis, dia mengusap wajah dan janggutnya  dengan airmatanya, lalu berkata, 'Aku mendengar bahwa api neraka tidak  akan membakar tempat yang terbasuh oleh airmata.'
Hasan al-Bashri  berkata, 'Sungguh kedua mata ini menangis, meskipun ada hati yang  bersaksi atas kebohongan keduanya. Dan jika seorang hamba menangis di  tengah-tengah orang banyak, maka orang-orang yang ada di sekelilingnya  itu akan dirahmati tangis hamba itu.'
Ja’far bin Sulaiman  adh-Dhab’i berkata, 'Suatu ketika Malik bin Dinar memberi nasihat, maka  dia mulai berbicara. Hausyab bin Muslim pun menangis, lantas Malik  menepuk bahunya dan berkata, 'Menangislah wahai Abu Bisyr! Sesungguhnya  kami mendengar kabar, bahawa seorang hamba akan selalu menangis hingga  dia dikasihi oleh Tuhannya, maka dibebaskanlah dia dari api neraka.'
Abdullah  bin Sarraj berkata, 'Suatu hari kita sedang berada di majlis al-Hasan,  ketika itu dia sedang memberi nasihat. Dari majlis terdengar dengan  jelas suara tangis seorang lelaki. Maka al-Hasan berkata, 'Wahai orang  yang menangis, keraskanlah! Sesungguhnya kita telah mengetahui, bahwa  seorang yang menangis karena takut kepada Allah akan menjadi orang yang  dikasihi pada hari kiamat.'
Hamzah al-A’ma berkata, 'Suatu kali  aku masuk rumah al-Hasan. Saat itu aku dapati dia sedang menangis. Pada  kesempatan yang lain aku dan beberapa orang mendatanginya, kita pun  mendapatinya sedang menangis. Terkadang aku datang pada saat dia sedang  solat, kemudian aku mendengarnya sedang menangis. Suatu ketika aku  tanyakan hal ini kepadanya, Wahai Abu Sa’id (panggilan al-Hasan),  sungguh engkau orang yang banyak menangis? Maka dia pun menangis lagi,  dan berkata, Wahai anakku, lalu apa yang dapat dilakukan oleh seorang  mukmin jika dia tidak menangis? Wahai anakku, sesungguhnya tangis adalah  sebab turunnya belas kasih Allah. Jika engkau bisa menangis sepanjang  umurmu, maka lakukanlah, semoga Allah melihatmu saat engkau menangis,  lalu engkau dikasihi oleh-Nya karena tangisanmu itu, dan tanpa kau  sadari, kau dapati dirimu telah selamat dari api neraka.'
Abdu  Rabbih bin Ubaid al-Azdi berkata, Dulu kita pernah bersama Mu’awiyah bin  Qurah. Lalu dia bercerita sedikit, maka seorang lelaki terdengar jelas  sedang menangis di sisi majlis. Mu’awiyah berkata kepadanya, Semoga  Allah menjadikanmu kaya atas apa yang kau tangisi.. Setelah itu majlis  penuh dengan tangisan.'
Khalid bin Ma’dan berkata, Tidak ada  seorang hamba yang menangis karana Allah, melainkan anggota badannya  menjadi khusyu’ karananya..
Sahabatku, demi penyegaran batin  kita, cubalah sesekali kita mengikuti acara muhasabah. Saat itu akan  terasa keinginanmu untuk menangisi dosa-dosamu semakin kuat. Mendengar  suara tangisan orang lain, engkaupun bertanya, mengapa orang itu  menangis. Kemudian engkau dengarkan untaian kata-kata penuh hikmah yang  disampaikan seorang penceramah. Engkau resapi. Engkau dalami. Engkau  terpekik sedar. Hatimu remuk oleh rasa penyesalan yang mendalam.  Akhirnya airmata meleleh membasahi pipi. Mulutmu berbisik,  'Rabbighfirli. ..'
Subhanallah! Ini bukan cerita tentang  kesedihan, tetapi inilah kebahagiaan sesungguhnya. Ini bukan cerita  tentang kesakitan, tetapi kesegaran! Ini bukan cerita tentang orang yang  akan mati, tetapi banyak pemuda menangis juga! Bagaimana mungkin  airmata keinsafan dipandang sebagai airmata kesedihan dan kesakitan,  sedangkan orang-orang soleh dari dulu hingga sekarang telah mewarisi  tangisan?
Sahabatku, mereka adalah orang yang paling bahagia di  dunia dan akhirat! Mereka adalah orang yang paling produktif beramal dan  paling bersih hatinya. Justru orang-orang yang berakhlak buruk, jauh  dari agama, adalah orang-orang yang sakit, gelisah dan keras hatinya.
Jumat, 09 April 2010
Air Mata Mereka
Label:
Akhlaq dan Tazkiyatun,
Hikmah,
Islamic,
Shoidul Khotir
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
 
 "Allah! 
      None has the right to be worshipped but He, the Ever Living, the One Who 
      sustains and protecs all the exists. It is Who has sent down the Book (Al 
      Quran) to you with the truth, confirming what came before it, and He sent 
      down the Taurat (Torah) & the Injil (Gospel)."
(Surah Ali 
      Imran: 2-3)
"Allah! 
      None has the right to be worshipped but He, the Ever Living, the One Who 
      sustains and protecs all the exists. It is Who has sent down the Book (Al 
      Quran) to you with the truth, confirming what came before it, and He sent 
      down the Taurat (Torah) & the Injil (Gospel)."
(Surah Ali 
      Imran: 2-3)


0 komentar:
Posting Komentar