Bagi orang yang tidak berhaji dianjurkan untuk menunaikan puasa  Arofah yaitu pada tanggal 9 Dzulhijah. Hal ini berdasarkan hadits Abu  Qotadah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ  السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ  عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى  قَبْلَهُ
“Puasa Arofah dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan  setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa  setahun yang lalu.”[24] Hadits ini menunjukkan bahwa puasa Arofah  lebih utama daripada puasa ‘Asyuro. Di antara alasannya, Puasa Asyuro  berasal dari Nabi Musa, sedangkan puasa Arofah berasal dari Nabi kita  Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.[25] Keutamaan puasa Arofah adalah akan menghapuskan dosa selama dua tahun dan dosa yang  dimaksudkan di sini adalah dosa-dosa kecil. Atau bisa pula yang  dimaksudkan di sini adalah diringankannya dosa besar atau ditinggikannya  derajat.[26]
Sedangkan untuk orang yang berhaji tidak dianjurkan melaksanakan puasa Arofah.
Dari Ibnu ‘Abbas, beliau berkata,
أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- أَفْطَرَ بِعَرَفَةَ وَأَرْسَلَتْ إِلَيْهِ أُمُّ الْفَضْلِ بِلَبَنٍ فَشَرِبَ
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak berpuasa  ketika di Arofah. Ketika itu beliau disuguhkan minuman susu, beliau pun  meminumnya.”[27]
Diriwayatkan dari Ibnu ‘Umar bahwa beliau ditanya mengenai puasa hari Arofah di Arofah. Beliau mengatakan,
حَجَجْتُ مَعَ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- فَلَمْ يَصُمْهُ وَمَعَ  أَبِى بَكْرٍ فَلَمْ يَصُمْهُ وَمَعَ عُمَرَ فَلَمْ يَصُمْهُ وَمَعَ  عُثْمَانَ فَلَمْ يَصُمْهُ. وَأَنَا لاَ أَصُومُهُ وَلاَ آمُرُ بِهِ وَلاَ  أَنْهَى عَنْهُ
“Aku pernah berhaji bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa  sallam dan beliau tidak menunaikan puasa pada hari Arofah. Aku pun  pernah berhaji bersama Abu Bakr, beliau pun tidak berpuasa ketika itu.  Begitu pula dengan ‘Utsman, beliau tidak berpuasa ketika itu. Aku pun  tidak mengerjakan puasa Arofah ketika itu. Aku pun tidak memerintahkan  orang lain untuk melakukannya. Aku pun tidak melarang jika ada yang  melakukannya.”[28]
Dari sini, yang lebih utama bagi orang yang sedang berhaji adalah  tidak berpuasa ketika hari Arofah di Arofah dalam rangka meneladani Nabi  shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para Khulafa’ur Rosyidin  (Abu Bakr, ‘Umar dan ‘Utsman), juga agar lebih menguatkan diri dalam  berdo’a dan berdzikir ketika wukuf di Arofah. Inilah pendapat mayoritas  ulama.[29]
Minggu, 14 November 2010
Jangan Tinggalkan Puasa Arofah
Label:
Akhlaq dan Tazkiyatun,
Aqidah,
Berita Umum,
Fiqih,
Islamic
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
 
 "Allah! 
      None has the right to be worshipped but He, the Ever Living, the One Who 
      sustains and protecs all the exists. It is Who has sent down the Book (Al 
      Quran) to you with the truth, confirming what came before it, and He sent 
      down the Taurat (Torah) & the Injil (Gospel)."
(Surah Ali 
      Imran: 2-3)
"Allah! 
      None has the right to be worshipped but He, the Ever Living, the One Who 
      sustains and protecs all the exists. It is Who has sent down the Book (Al 
      Quran) to you with the truth, confirming what came before it, and He sent 
      down the Taurat (Torah) & the Injil (Gospel)."
(Surah Ali 
      Imran: 2-3)


0 komentar:
Posting Komentar