Senin, 04 Oktober 2010

Tanggung jawab dong .....

Pernahkan anda pada suatu hari didatangi rekan kantor kemudian menyerahkan tugas yang bukan tanggung jawab anda. anda diminta menyelesaikan dengan berbagai alasan yang tidak logis. ???  ..............

Renungan ini yang ingin saya bahas pada kesempatan kali ini, yaitu renungan tentang tanggung jawab yang sudah mulai langka di negri ini.

Tanggung jawab sudah mulai langka, begitu banyak orang melalaikan tanggung jawab yang telah diberikan padanya.  Bukan hanya dalam pekerjaan, dalam kehidupan bermasyarakat sikap bertanggung jawab pun termasuk langka. Kepedulian terhadap komunitas lemah. Mayoritas warga membiarkan segelintir orang mengerjakan hal-hal untuk kepentingan komunitas. Rasa kebersamaan semakin menipis. Masing-masing menikmati dirinya sendiri; warga hanya memberi secuil perhatian kepada sesama warga. Yang sering bisa dilakukan hanyalah menyumbang sejumlah uang; tidak mau repot untuk urusan kepentingan orang lain. Sikap individualis betul-betul telah menggerogoti kehidupan bermasyarakat.

Yang mencemaskan adalah bahwa di institusi-institusi terhormat sekalipun, rasa tanggung jawab hampir dapat dikatakan tidak ada. Dari mass media baik itu koran, tv, radio, internet, atau sarana lain bisa dilihat bagaimana para politisi menunjukkan sikap yang mengindikasikan lemahnya nilai itu; terdengar kasus korupsi yang melibatkan para pejabat publik; tanggung jawab terhadap publik semakin tipis sekalipun slogan demi-untuk-rakyat digemakan

Anehnya sosok-sosok yang mempertontonkan sikap tidak bertanggung jawab ini memiliki pendidikan yang relatif tinggi. Banyak yang bergelar S-1- terlepas dari apakah gelar itu yang diraih dengan belajar sungguh-sungguh atau dibeli. Pendidikan memang tidak selalu menghasilkan pribadi-pribadi yang bertanggungjawab. Tidak selalu ada relasi yang berbanding lurus antara pendidikan yang diterima dengan sikap bertanggung jawab. Semakin tinggi pendidikan seseorang tidak selalu berarti ia semakin bertanggung jawab. Yang sering terjadi justru sebaliknya; semakin tinggi pendidikannya semakin tidak bertanggung jawab orang tersebut.

Namun, ada juga orang yang berpendidikan rendah, tapi memiliki rasa tanggung jawab tinggi. Sekalipun sulit, masih ditemukan sosok-sosok yang jujur dengan pendidikan minim. Masih ada yang mengerjakan pekerjaannya dengan tuntas dan benar. Masih ada yang hati-hati dan memikirkan untung rugi atas tindakan yang diambil; masih ada yang menyadari akibat dari tindakan bila tidak mengikuti aturan main.

Bekerja dengan sikap yang penuh tanggung jawab memang bukan karakter yang muncul dengan mudah. Nilai itu harus dilatih dan tidak sedikit godaan untuk bisa meraihnya, khususnya di dunia kerja yang didominasi falsafah Pragmatisme. Di dunia kerja, keuntungan menjadi ukuran keberhasilan, bukan proses. Etika yang baik semakin tersingkir sekalipun dipromosikan secara besar-bersaran dengan slogan seperti Fakta Integritas dan Kode Etik Bisnis. Jadi, tantangan untuk menjadi sosok yang bertanggung jawab bukanlah pilihan mudah di republik ini.

Mari kita mulai dari diri sendiri untuk menjadi pribadi yang bertanggung jawab. Sambil memohon kepada Allah Azza Wajalla agar diberikan kemudahan

0 komentar: