 SYDNEY (Berita SuaraMedia) - Tidak kurang dari setahun, dunia akan kehabisan alamat internet.
SYDNEY (Berita SuaraMedia) - Tidak kurang dari setahun, dunia akan kehabisan alamat internet.
Kepanikan seperti milenium bug (Y2K) pada 2000 silam dikhawatirkan bisa terulang. Apa yang harus dilakukan?
Jika  hal ini disikapi dengan lamban, bukan tidak mungkin akan terjadi  kerusakan aplikasi dan menimbulkan tarif jaringan internet yang lebih  mahal.
Protokol pendukung jaringan, yang lebih dikenal dengan  IPv4 dipastikan hanya menyediakan alamat IP tidak kurang dari 4 miliar  IP Adress (pengalamatan protokol internet). Alamat internet yang  dimaksud bukanlah nama domain atau URL melainkan serangkaian angka unik  untuk mengidentifikasi perangkat yang tersambung ke internet.Meningkatnya jumlah pengguna internet dengan cukup pesat, seiring dengan  bertumbuhnya perangkat dan layanan internet ternyata hanya menyisakan  jumlah IP Address hingga 232 juta saja.
Sisa IP Address yang ada ini diprediksi akan habis dalam kurun 340 hari ke depan.
"Ketika protokol IPv4 dikembangkan 30 tahun yang lalu, tampaknya  menjadi upaya yang wajar untuk memberikan alamat yang cukup, mengingat  kala itu komputer pribadi tidak benar-benar ada. Ide bahwa telepon  selular juga membutuhkan alamat IP kala itu belum terpikirkan. Demikian  juga penyematan alamat IP pada perangkat IP dan kulkas, menurut para  ahli kala itu dianggap cukup menggelikan," ujar Carrier Relations  Manager di perusahaan ISP Internode John Lindsay, seperti diberitakan  SMH.
Sebelumnya, pakar internet juga telah memberitahukan IPv4  yang kritis ini beberapa tahun lalu. Para pakar menyarankan seluruh  pelaku internet untuk berpindah ke IPv6, di mana protokol itu  menyediakan triliunan alamat IP untuk setiap orang di dunia.
Sayangnya,  respons pelaku internet hanya pasif. Bahkan mereka enggan berinvestasi  untuk pindah ke IPv6. Pasalnya, perpindahan IPv4 ke IPv6 tidak mudah.  Semua perangkat yang terkoneksi ke internet harus di konfigurasi ulang  atau di-upgrade.
Kepala ilmuwan APNIC Geoff Huston telah  memberikan awareness terhadap masalah ini sejak 10 tahun lalu. APNIC  sendiri merupakan lembaga yang mengurusi alokasi alamat IP di wilayah  Asia Pasifik.
"Maraknya penggunaan smartphone, PC dan peralatan  yang tersambung ke internet membuat IP Address akan habis dalam kurun  kurang dari setahun, lebih cepat 10 tahun ketimbang prediksi  sebelumnya," ujar Huston.
Huston mengatakan salah satu hambatan  terbesar untuk memecahkan masalahnya hanyalah penambahan jumlah skala,  yaitu IPv6 yang menyediakan lebih banyak IP address ketimbang IPv4.
Menurut Huston, semua perangkat pada IPv4 akan perlu di-upgrade untuk  mendukung IPv6 karena kedua versi ini tidak kompatibel. Konsumen perlu  meng-upgrade perangkat lunak pada komputer dan peralatan jaringan,  bahkan dalam beberapa kasus, mereka diharuskan membeli perangkat keras  yang baru.
Huston mengatakan bahwa, sekali alamat Internet  habis maka akan muncul semacam pasar gelap untuk alamat IP dimana akan  dibuat layanan-layanan yang memiliki kapasitas tertinggi. Jika terdesak  maka pengguna akan membayar berapa saja untuk mendapatkan alamat IP  ilegal ini dan hal ini tidak bisa dihindari.
"Biaya perpindahan  ke IPv6 memang lebih mahal sekarang, namun penundaan langkah tersebut  akan membuat biaya yang dikeluarkan akan lebih mahal lagi. Bahkan  berlipat-lipat dari kebutuhan saat ini," ujar Huston.
Sebagai  ukuran stop-gap, Huston mengatakan ISP akan mulai memaksa beberapa  pelanggan dan perangkat untuk berbagi alamat internet tunggal, yang akan  mengakibatkan aplikasi web umum berhenti bekerja. Huston menunjuk ke  aplikasi web seperti Gmail, Google Maps dan iTunes sebagai contoh dari  orang-orang yang akan hancur.
Untungnya, beberapa vendor  internet dan perangkat teknologi sudah mulai mengantisipasi perpindahan  ke IPv6. OS Windows dan Mac misalnya, keduanya telah mendukung protokol  terbaru ini. Demikian pula dnengan iPhone, penyedia layanan internet  Google dan Facebook pun telah turut serta mendorong adopsi IPv6.
"Perpindahan IPv4 ke IPv6 hanya sebuah perubahan kecil. Seperti  mengganti ban kendaraan anda di jalan untuk bisa terus berjalan lancar  ke tempat tujuan. Investasinya memang mahal, makan waktu dan tidak  memberikan keuntungan apa-apa. Namun ini merupakan landasan yang penting  untuk bisa digunakan hingga beberapa abad ke depan seiring dengan  semakin sulitnya mendapatkan alamat IP di era IPv4 ini," ujar ahli  teknik Internet Google yang juga 'founding father' Internet, Vint Cerf.  (ar/ok/inl)
Rabu, 28 Juli 2010
Satu Tahun Lagi Dunia Akan Kehabisan Alamat IP!
Label:
Berita Tekhnologi,
Berita Umum,
Komputer,
Networking,
News
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
 
 "Allah! 
      None has the right to be worshipped but He, the Ever Living, the One Who 
      sustains and protecs all the exists. It is Who has sent down the Book (Al 
      Quran) to you with the truth, confirming what came before it, and He sent 
      down the Taurat (Torah) & the Injil (Gospel)."
(Surah Ali 
      Imran: 2-3)
"Allah! 
      None has the right to be worshipped but He, the Ever Living, the One Who 
      sustains and protecs all the exists. It is Who has sent down the Book (Al 
      Quran) to you with the truth, confirming what came before it, and He sent 
      down the Taurat (Torah) & the Injil (Gospel)."
(Surah Ali 
      Imran: 2-3)


0 komentar:
Posting Komentar